Selasa, 17 Mei 2011

BETAPA INDAH, NIKMAT SEHAT ITU...

betapa indah,nikmat sehat ituPagi tadi mentari begitu indah menyongsong bumi pertiwi, begitu cerah dan hangat membelai raga sehingga membangunkanku dari tidur pendek setelah sholat subuh. "Ya mumpung libur gumamku dalam hati".hehe
seketika aku terbangun dan masih dengan keadaan belum sadar aku berlari segera menuju suara tumpahan air yang ada ditower teras atas lantai rumahku, kulangkahkan kaki dengan segera tanpa kuhiraukan apa yang kulewati dan tanpa kusadari ternyata ada darah ditelapak kakiku. seketika kutengok darah itu semakin banyak dan segera kumencari air untuk mencucinya dan ku usapkan kayu putih dengan perlahan kebagian yang luka setelah itu ku balut dengan betadin dan perban meski ternyata masih tembus.Astaghfirullah ternyata tadi ku menginjak paku... Ibu hanya diam karena ya terlalu lembutnya ia takut kalau melihat darah meski ku perih tapi ku maklum ibu memang takut. ku coba langkahkan kaki dengan perlahan dan begitu perlahan. Tak beberapa lama Hp ku berdering ternyata dari teman kuliahku yang bertanya kapan mau berangkat ke  kampus? Astaghfirullah, aku lupa hari ini ada acara kajian biologi dan Al-Qur'an dan terpaksa ku izin tak bisa hadir. kuhabiskan seharian di rumah, rasa tidak nyaman dengan kondisi kaki yang seperti ini... mau kemana-mana sakit, turun naik tangga pun susah. Astaghfirullah padahal baru seperti ini cobaan yang kau beri untuk hamba tapi begitu terasa berkurangnya nikmat-Mu. ketika mau wudhu terasa masih perih karena perbannya kena air dan ketika sholat puncaknya ku meneteskan air mata betapa tidak nyamannnya kondisi seperti ini. berdiri pun tak bisa tegak, ruku, sujud dan duduk antara dua sujud pun terasa sakit. dzuhur ashar yang kubaca hanya surat-surat pendek karena kaki ini masih terasa sakit untuk menahan berdiri dengan tegak. Ya Allah... betapa lemahnya hamba.... padahal hanya dengan cobaan yang kecil saja, ku tak bisa khusyuk dalam sholatku... tak bisa sempurna dalam segala gerakannya. Betapa nikmatnya ketika ku bisa khusyu dan sempurna ketika berhadapan dengan kekasih sejatiku. Ya Allah... ampuni hamba yang mungkin masih sering melalaikan nikmat-Mu... kembali ku teteskan air mata dan ku ucapkan BETAPA INDAH, NIKMAT SEHAT ITU... maka jaga dan manfaatkanlah. tubuh ini adalah titipan darinya maka jagalah dengan sebaik-baiknya kerena semua yang menjadi tititpan kelak kan dimintai pertanggung jawaban oleh pemiliknya yaitu Allah SWT. Ya Allah maafkan aku bila telah lalai menjaganya, tiada nikmat yang terkira ketika kita sehat dan dapat menjalankan ibadah semata-mata untuk mencari keridhon-Nya. BETAPA INDAH, NIKMAT SEHAT ITU... ^_^

Sabtu, 14 Mei 2011

Wanita Sholehah: Bidadari Syurga Terindah

Ia mutiara terindah dunia
          Bunga terharum sepanjang masa
                Ada cahaya di wajahnya
               Betapa indah pesonanya
  Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
          Kelak, ia menjadi bidadari surga
               Terindah dari yang ada
                         (hanan)
                              ***

Pernahkah saudara-saudara melihat seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
—-
Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”
Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)

Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”
—-
Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.
Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.
Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.
Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.
Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.
Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu...
Mari Snantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan... ^_^

Rabu, 11 Mei 2011

Benarkah Kau Mencintaiku Karena Allah

www.sebelum engkauhalal bagiku.comOleh:Sebelum Engkau Halal Bagiku

Ikhwan....
♥♥Jika kau mencintaiku karena Allah jangan dekati aku...
Jika kau mencintaiku karena Allah jangan menggodaku...
Jika kau mencintaiku karena Allah jangan merayuku....
Jika kau mencintaiku karena Allah jaga izzahmu denganku...
Jika kau mencintaiku karena Allah jangan menyentuhku...
Jika Mencintaiku karena Allah jagalah hatimu dan hatiku agar tetap Mencintai-Nya...

♥♥Jika kau mencintaiku karena Allah jangan menjadikan aku pacarmu...
Jika kau mencintaiku karena Allah pilihlah jalan yang Allah ridhai untuk mendapatkan hatiku...
Jika kau mencintaiku karena Allah menjauhlah jika kau tahu aku belum siap menerima pinanganmu...
Jika kau mencintaiku karena Allah bersabarlah mengungkapkannya di saat yang tepat....

♥♥Jika kau mencintaiku karena Allah tak usah khawatir kita tak dapat bersatu, karena kita tidak pernah tahu apakah aku sudah baik untukmu dan kau baik untukku menurut Allah...

♥♥Jika kau mencintaiku karena Allah... Yakinlah, Jika aku memang di takdirkan Allah menjadi bidadarimu ,, kita pasti akan bersatu.
Jangan menodai kesucian cinta hanya karena nafsu semata...

♥♥Ukhty....
Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa malu mendekatimu,apa kau tidak merasa takut terjerat padaku???

♥♥Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa malu dengan genit menggodamu,apa kau tidak merasa risih pada kegenitanku ???

♥♥Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa segan merayumu, apakah kau terbuai oleh bujuk rayuku???

♥♥Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tak bisa menjaga izzah ketika berdekatan denganmu, apakah kau tidak bisa menolakku dengan perisai malumu???

♥♥Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa merasa berdosa berani menyentuhmu, apakah kau tidak takut Allah murka padamu, masihkah kau percaya pada ucapanku? tak curigakah kau padaku? Tak inginkah kau menjauhiku??? atau karena kau telah terjebak ke dalam jurang cinta nafsu, sehingga kau tak mampu menolakku meski kau tau semua ucapanku " Mencintaimu Karena Allah" adalah palsu.

♥♥Ketahuilah ukhty...
Jika aku seorang ikhwan sejati Yang mencintaimu karena Allah.. Aku tidak akan berani menyentuhmu ,bahkan hatimu sekalipun... Karena aku malu pada Allah jika bayanganku mengacaukan kekhusuk'an ibadahmu...

♥♥Jika aku seorang ikhwan sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan pernah berani merayumu, menggodamu, bahkan dengan bebas tanpa batas berinteraksi denganmu.. Karena kau belumlah halal bagiku. Aku malu jika harus membuatmu lebih banyak mengingatku dari pada mengingat-Nya. Aku malu jika harus menjadi seseorang yang membuat-Nya cemburu padamu karena kau rela melanggar larangan-larangan-Nya karena cintmu padaku.

♥♥Jika aku seorang Ikhwan sejati yang mencintaimu karena Allah aku tidak akan khawatir tidak dapat memilikimu karena tak mengungkapkan cintaku padamu sekarang meski saat ini aku begitu mengagumimu dan menginginkanmu menjadi bidadariku. Karena aku yakin jika engkau memang di takdirkan untukku ,engkau pasti akan menjadi milikku meski aku tak mengikatmu.. Bukankah jika Allah tidak mentakdirkan kita bersama di ikatpun pasti akan terlepas juga akhirnya??? Jadi untuk apa aku risau???

♥♥Ukhty...
Sadarlah... Jika aku seorang Ikhwan yang benar-benar mencintaimu karena Allah, aku hanya akan berani merayumu, menggodamu, dan menyentuhmu setelah engaku telah halal bagiku.

♥♥Untuk semua muslimah.. Ukhty , Tetaplah Berusaha Menjadi Shalihah Meski Zaman Telah Berubah....Barokallahu fiik ^_^

♥♥Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat kerana Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda; “Di sekeliling Arasy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka”.

♥♥Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!”

♥♥Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi kerana Allah”.

♥♥Allah berfirman, artinya, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS/Qur'an Surat Az-Zukhruf : 67)
ܓ♥♪♫♥✿ ✿ܓ♥♪♫♥✿
*♥*•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•. ♥♥~*♥**♥*~♥♥ .•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•*♥*
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´

Semoga bermanfaat...
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

قبل أن تكتب لي الحلال

(Sebelum Engkau Halal BagiKu)

ILMU IKHLAS DAN PERMASALAHANNYA

Sang istri kemudian berkata, “Sudah jangan sedih Pak, Kita kan bekerja dalam rangka menjemput rizki dari Allah, kalau kita niatkan kita bekerja ikhlas, semata-semata mencari ridha Allah, insya Allah tak ada yang perlu kita takutkan. Karena kita yakin a...kan pertolongan Allah Swt… Ibu percaya Bapak telah bersungguh-sungguh bekerja keras untuk keluarga, insya Allah semua ada jalan keluar…”   Pak Tono merenungkan kata-kata istrinya. Ikhlas? Bekerja semata-mata mencari ridha Allah? Astaghfirullah… Pak Tono tersadar, niat ikhlas ini tidak ia miliki… Selama ini motifnya bekerja adalah mencari uang sebanyak-banyaknya, hanya demi kesejahteraan keluarga. Karena itu hatinya kini begitu resah, penuh ketakutan… Padahal jika ia ikhlas, bekerja semata-mata karena Allah, mencari ridha-Nya, tentu hatinya akan tenang, dan ia akan yakin bahwa Allah akan selalu menolong hamba-nya yang ikhlas… Tak terasa air matanya pun menitik…   Ikhlas adalah salah satu buah dari tauhid yang sempurna kepada Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi. Demikian Menurut Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya Al-Niyyah wa Al Ikhlas.   "Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan" (QS. Al-fatihah [1] : 5).   Setiap harinya kita mengucapkan kalimat ini dalam Shalat kita sebanyak 17 kali! Dan ini tentu bukan cuma sekedar ucapan tanpa maksud. Tapi jelas, bahwa Allah menginginkan kita sebagai hamba Allah yang sebenar-benarnya.Hamba yang ikhlas, yang melakukan semua amal perbuatannya hanya karena Allah Swt…   Dan bukankah dalam shalat kita juga mengucapkan “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, semuanya hanya untuk Allah?”   Tapi kenyataannya, sangat sulit merealisasikan ikhlas dalam setiap perbuatan kita. Niat segala perbuatan kita ternyata bukan lagi untuk mencari ridha Allah. Tapi niat kita adalah untuk mencapai kepentingan pribadi, dan kepentingan duniawi. Niat Ikhlas ini seringpula disusupi oleh sifat ujub dan riya’. Perbuatan kita lakukan untuk membanggakan diri, dan ingin dipuji oleh manusia. Ya, mencari ridha manusia.   Allah Swt berfirman, “Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia, dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat.” (QS. Ali-Imran [3]: 152)   “Katakanlah, Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orangyang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. “(QS. Al-Kahfi [18] : 103-104)   Dalam sebuah Hadis dikisahkan bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang orang yang berperang dengan tujuan untuk mencari pahala Allah dan pujian dari manusia. Lalu Rasulullah SAW menjawab tiga kali, ”Tidak ada apa-apa baginya," dan beliau melanjutkan, "Sesungguhnya Allah tidak menerima sesuatu amal kecuali yang dilakukan denagn ikhlas dengan mencari ridha-Nya."   Menyembunyikan amalan dan menampakkan amalan, keduanya adalah suatu kebaikan selama seseroang mengikhlashkan niatnya     Kita perlu mengingat, bahwa Allah berfirman:   الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ   Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari, secara tersembunyi maupun TERANG-TERANGAN, maka mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqara: 274)   Demikian juga dengan firmanNya:   إِن تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ   Jika kamu MENAMPAKKAN sedekah(mu), maka itu adalah BAIK.   وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ   Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu LEBIH BAIK BAGIMU. (Al-Baqara: 271)   Maka keduanya adalah KEBAIKAN, akan tetapi, yang satu LEBIH UTAMA daripada yang lain, SELAMA ia melakukan IKHLASH karena Allah, dan menjaga dirinya dari tujuan duniawi.   Janganlah mencela orang yang terang-terangan beramal, karena ENGKAU TIDAK MENGETAHUI ISI HATINYA     Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘amnhu dia berkata; “Setelah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka Abu Uqail bersedekah dengan satu sha’, dan datang seseorang dengan membawa lebih banyak dari itu, lalu orang-orang munafik berkata; “Allah Azza Wa Jalla benar-benar tidak membutuhkan sedekah orang ini, orang ini tidak melakukannya kecuali dengan riya’. Lalu turun ayat:   { الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ }   ‘Orang-orang munafik itu yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekadar kesanggupannya.” (Qs. At Taubah 9: 79).   (HR. An Nasaa-iy; Shahiih, dishahiihkan syaikh al-albaniy dalam shahiih an nasaa-iy; redaksi serupa juga ada dalam shahiih bukhariy)   Telah jelas juga firmanNya:   مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِن سَبِيلٍ   Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik.   (At-Tawbah: 91)   Rasulullah shållallåhu ‘alaihi wa sallam, bersabda   ‎أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا   “Apakah engkau sudah membelah dadanya sehingga engkau tahu apakah hatinya berucap demikian atau tidak?” (HR. Muslim)   Apalagi ada amalan tertentu yang mengharuskan kita harus tampil dan kelihatan sama orang lain, misalnya Muadzin, Imam shalat, Khotib Jum'at, dan disini tidak perlu mempersoalkan hati masing-masing orang karena sudah menjadi bagian yang tidak harus kita persoalkan, karena hanya Allah yang maha mengetahui hati dan niatan seorang hamba   Bagaimana jika seseorang yang telah berusaha menyembunyikan amalannya, namun ketahuan juga?!   Ketahuilah pula, dari Abu Hurairah dia berkata: Seseorang berkata: Wahai Rasulullah ada seseorang yang berbuat suatu amal kemudian dia rahasiakan namun apabila diketahui oleh orang dia menjadi takjub karenanya.   Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:   لَهُ أَجْرَانِ أَجْرُ السِّرِّ وَأَجْرُ الْعَلَانِيَةِ   “Baginya dua pahala; pahala dia merahasiakan dan pahala dia menampakkan.” (HR. at Tirmidziy)   at Tirmidziy berkata: “Sebagian ahli ilmu menafsirkan hadits ini dan berkata: Apabila diketahui dan dia takjub karenanya maka itu artinya dia takjub dengan pujian baik orang-orang kepadanya, karena sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam:   أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ   ‘Kalian adalah saksi-saksi Allah di bumi.’ –HR. Bukhariy dan Muslim–   Alhasil, pujian manusia terhadapnya, memang hanyalah sekedar untuk syahadat (persaksian manusia) yang diharapkan.   Maka, jika kita telah mengusahakan dari menyembunyikan amal, tapi kepergok (terlihat atau terdengar, bukan atas dasar kemauan kita); maka pertahankanlah keikhlashan, jauhilah ujub, riya’ dan sum’ah; dan harapkanlah DUA PAHALA, pahala sembunyi-sembunyi, dan pahala terang-terangan Semoga bermanfaat.     Agar ibadah kita diterimaNya   Sesungguhnya Allah hanya menerima IBADAH seorang hamba yang BENAR-BENAR memurnikan keikhlashan dalam amalnya tersebut, dan ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan RasulNya.   Jika ada kadar 0,01 % kekotoran syirik dalam amalan tersebut, maka Allah tidak akan menerima amalan tersebut! jika amalan tersebut diamalkan tidak seperti apa yang Ia syari’atkan melalui RasulNya, maka amalnya tertolak.   Dalilnya: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:   إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إلاَّ مَا كَانَ خَالِصًا وَ ابْتَغَي بِهِ وَجْهَ الله   “Sesungguhnya Allah tidak menerima satu amalan kecuali dengan ikhlas dan mengharap wajahNya.” (HR. an-Nasa’i dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu’anhu, sanadnya hasan, dihasankan oleh al-Iraqi dalam Takhrij al-Ihya’)   Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda:   مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ   “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada dasar dari kami maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)   Allah memfirmankan doa khalilNya:   رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ   “Ya Rabb kami terimalah dari kami (amalan-amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqara: 127)   Jika Ibrahim al-khalil ‘alayhis salaam yang amalnya sudah jelas keikhlashannya dan sudah jelas beramal sesuai tuntunan rabbnya berdoa dengan doa ini, lantas bagaimana dengan kita?! Sesungguhnya orang beramal, KEMUDIAN ia LUPA bahwa ia membutuhkan amal tersebut UNTUK DIRINYA, maka sangat mungkin ia akan lalai dalam mengawasi dirinya, sangat mungkin ia lupa melihat apa yang ada dalam dadanya, sehingga sangat mungkin ia beramal dengan malas, dan hanya menginginkan kehidupan duniawi dari amalannya tersebut. Dengan begitu, maka ia telah teracuni penyakit, dari penyakit-penyakit kemunafikan. Allahul musta’aan       See More

Sabtu, 07 Mei 2011

Ibuku Idolaku

Membuka2 file2 yg sudah lama tersimpan. jadi teringatkan bahwa beberapa tahun lalu. ana pernah menulis setitik kasih sayang yang sebenarnya masih ada seluas lautan untuk IbuQu tercinta. meski ana belum bisa sesholehah yang ibu harapkan tapi... jauh dilubuk hati ini... Meski kadang sulit untuk Dinda Ungkapkan secara langsung. Sesungguhnya Betapa Dinda sangat menyayang Ibu dan ingin membahagiakan Ibu... Tanpa Ibu dan Bapak Dinda tak akan sampai pada usia 20 tahun ini.  Love U coz Allah... ^_^
Semoga dapat memberikan sedikit manfaat bagi yang membaca.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh…
Ba’da Tahmid dan shalawat, Adinda mulai menggoreskan tinta dikertas putih ini dengan tak lupa Adinda panjatkan  beribu–ribu puji syukur Kepada-Mu Ya Allah yang telah banyak memberikan nikmatnya kepada Hamba. Nikmat yang tak akan pernah terbalaskan oleh seluruh rasa syukur dan amalan ibadah hamba seumur hidup ini, nikmat iman & islam, nikmat hidup yang telah Allah karuniakan kepada hamba hingga detik ini untuk hamba bernafas dan melihat keajaiban – keajaiban arsitertur alam semesta-Mu ini yang begitu indah dan tak ada tandingannya ini. Dan satu hal nikmat yang begitu besarnya hingga hamba tak sanggup untuk mendustakannya yaitu nikmat kelahiran hamba yang merupakan karunia terbesar untuk hamba karena dapat berada ditengah-tengah keluarga yang begitu banyak memberikan kebahagiaan kepada hamba, penuh dengan curahan kasih sayangnya, sehingga hamba merasa mendapatkan kebahagiaan syurga dunia ini.
Meskipun hamba tau sebesar apapun kebahagiaan didunia ini tak ada artinya bila dibandingkan dengan kebahagiaan diakhirat nanti, bahkan kebahagiaan dunia itu hanya bagaikan setetes air saja dari kebahagiaan akhirat nanti. Tetapi meskipun begitu Ya Allahu Robbi hal itu tak mengurangi rasa syukur hamba atas limpahan nikmat-Mu selama ini pada hamba. Dan semoga hamba dapat termasuk hamba yang pandai untuk bersyukur. Tak lupa sujud simpuh hamba berurai air mata, kepada-Mu Ya … Allah. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada uswah kita, Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya , serta para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik sebagaimana tetesan hujan dan embun. Amien.
            Kemudian terima kasih kepada para Panitia Pronas Kewanitaan DPD PK Sejahtera yang telah menyelenggarakan Lomba Menulis semi curhat ini “Ibuku Idolaku” untuk tingkat SMA. Sehingga saya mempunyai kesempatan yang pertama kalinya untuk mencoba mengetahui sejauh mana kemampuan saya dalam bidang kepenulisan ini. Tak lupa saya ucapkan jazakumullahu khairan katsira kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan kepenulisan ini, Murobiah saya dan sumber inspirasi saya Ibuku tercinta.

Cinta ...
            Bagaikan ikan yang tak belajar berenang
            Bagaikan burung yang tak belajar terbang
            Cinta …
            Datang secara alami
            Cinta …
            Datang dari naluri                                   
(AR –Royan ) 
 
          Ibu … Adinda ucapkan beribu–ribu terimakasih karena engkau telah banyak mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya pada Adinda.
            Ibu … Engkau tak pernah belajar secara khusus bagaimana cara mencintai Adinda, Meskipun Adinda tau Engkau baru pertama kalinya menjadi seorang Ibu. Tetapi Adinda banyak mendapatkan cinta darimu dan tak kurang sedikitpun.
            Ibu … Cintamu datang secara alami dari naluri keibuanmu yang begitu hangat untuk mencintai Adinda dengan sepenuh hati.

17 tahun yang lalu tepatnya tengah malam pukul 00.00 WIB, Sukabumi 24 Nopember 1990 terlihat seorang calon Ibu yang sedang meragang nyawa antara hidup dan mati, kesakitan, diliputi rasa cemas, dan keletihan yang sangat terpancar jelas diwajahnya. Lalu tidak jauh dari tempat itu terlihat sang calon Ayah yang tak kalah cemas dan letih dengan setianya menemani sang calon Ibu tepat disampingnya sambil melantunkan Ayat suci Al- Qur’an dan berusaha menguatkan perasaan sang calon Ibu tersebut.
            Setengah jam kemudian, Alhamdulillah … teriak sang calon ayah dan Bidan bahagia ketika mendengar jerit tangis pertama sang bayi perempuan yang telah memecah kesunyian malam itu. Dengan tak henti – hentinya sang Ayah mengucap syukur kehadirat Allah SWT karena beliau sadar bahwa mulai malam itu beliau telah benar–benar menjadi seorang Ayah dan itu berarti beliau baru saja mendapatkan titipan berupa tanggung jawab dari Allah SWT yang begitu besar dan luar biasa meskipun kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Tak lupa sang Ayah mengumandangkan adzan pada telinga sang bayi sesuai dengan syariat Rasulullah SAW, sementara itu sang ibu masih tertidur lemah setengah sadar. Subhanallah begitu besarnya perjuangan sang Ibu tersebut.
            Maha besar Allah yang telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik–baiknya dan tak ada seorang makhluk pun yang mampu menandingi penciptaan Allah ini, meskipun sepintar apapun makhluk tersebut membuat sesuatu hal yang menyerupai manusia. Senyum jelas terpancar diwajah kedua orang tua baru tersebut dan tak lupa do’a–do’a diucapkan untuk kebaikan sang bayi agar kelak menjadi anak yang sholehah, berbakti kepada kedua orang tua, dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Kelahiran sang bayi yang disambut dengan penuh senyum kebahagiaan dari keluarga besar pasangan suami istri tersebut ternyata merupakan sebuah tanda dimulainya suatu babak baru dalam kehidupan mereka untuk dapat memerankan tokoh sebagai seorang Ayah dan Ibu yang baik. Oh… Ibu pengorbananmu ternyata masih belum selesai setelah susah payah mengandungku 9 bulan dengan rasa berat dan menghalangi aktifitas-aktifitasmu, mau tidur susah, mau makan jadi tidak enak (mual), bernafas terasa lebih sesak, jalan–jalan bagai badut yang membawa dramband. Tetapi, meskipun begitu kau tak pernah malu dan menyesali keberadaan Adinda yang sunggguh merepotkan ini.  Adinda yakin semua ini  karena naluri cinta keibuanmu pada Adinda yang mampu mengalahkan semua keluh kesahmu.
Ibu … diwaktu kecil Adinda sering rewel, membuat cucianmu bertambah banyak, sering mengganggu setiap waktu–waktumu, saat engkau asyik makan Adinda rewel karena popokku basah, kau tunda makan mu untuk segera menggantinya, saat kau tidur Adinda sering mengganggu mimpi–mimpimu dengan tangisku yang sulit untuk dihentikan, tapi kau pun segera bangun untuk menina bobokanku kembali.
Ibu … Saat Adinda bisa tengkurap yang pertama kalinya kau begitu bahagia, saat Adinda bisa merangkak yang pertama kalinya kau lebih bahagia lagi, saat Adinda bisa duduk yang pertama kalinya kau sangat–sangat bahagia, saat Adinda mulai belajar bicara kau sering mengajakku bicara meskipun bahasaku sulit untuk kau pahami, tapi kau terus memotivasi Adinda untuk terus berbicara, saat Adinda belajar berjalan, kau memapah Adinda dengan hati – hati, penuh cinta dan kesabaran dihatimu.
Saat kau fikir Adinda sudah saatnya belajar dan mulai mengenal islam, kau mengajari Adinda mengaji (Alief, Ba, Ta, Tsa …) dan menyekolahkan Adinda di TPA, saat Adinda mulai bosan dan malas untuk Sekolah kau selalu membujuk Adinda dengan beribu – ribu rayuanmu, saat Adinda enggan untuk mengerjakan PR kau selalu bilang bahwa Adinda anak pintar dan pasti bisa, saat pagi kau selalu membangunkan Adinda dengan lembutnya untuk Sekolah, memandikan Adinda, menyiapkan sarapan untuk Adinda, dan bila Adinda susah makan kau selalu berusaha memvariasika resep–resep makanan baru agar Adinda tetap makan, saat musim hujan  datang kau selalu menjemput Adinda pulang sekolah sambil menggendong Adinda karena takut Adinda kehujan dan jatuh, saat Adinda sakit kau bukan main kebingungan mencari obat kemana–mana untuk Adinda dan bahkan menuruti semua kemauan Adinda, meskipun sesulit dan seaneh apapun keinginan Adinda itu.
Saat Adinda berhasil menjadi juara kelas kau dengan bangganya dan saking senangnya bercerita kepada semua orang, dan setiap Adinda dapat juara kelas kau selalu mengabulkan semua barang–barang yang merupakan impian Adinda selama ini sebagai tanda syukur dan hadiah untuk Adinda, ada jam tangan, sepeda, piano, dll yang dulu pernah jadi hadiah terindah bagi Adinda.
Waktu berjalan kian cepatnya dan Adinda pun tanpa terasa telah beranjak dewasa, meskipun Adinda tau tidak sesingkat itu waktumu untuk mengurusi Adinda. Adinda yang dulu manja padamu, Adinda yang kau suapi karena susah makan, Adinda yang selalu rewel dan merepotkanmu. Kini telah beranjak dewasa, waktu–waktu yang banyak bersamamu Ibu, kini telah lebih banyak umtuk disekolah dan bersama teman-teman ROHIS Adinda, Adinda yang dulu hanya diam dirumah bersamamu, sekarang lebih sering berada dilingkungan Eskul- Eskul yang jauh darimu, bila difikir–fikir kini hampir seminggu penuh kegiatan Adinda lebih banyak dilingkungan luar dari pada berada ditengah–tengahmu Ibu. Tetapi Ibu … kau tak pernah mengeluhkannya, meskipun waktu Adinda lebih banyak diluar dari pada membantumu? Karena kau tak ingin mengganggu dunia baru Adinda, masa remaja Adinda dan yang terpenting karena kau percaya Adinda tak akan mengecewakanmu, dan sampai mencoreng nama baik keluarga. Ibu… kau tak pernah mengusik dunia Adinda, karena Adinda tau kau tak ingin masa–masa dimana Adinda mulai lebih semangat untuk lebih mengenal islam dan berkreativitas memaknai arti kehidupan yang sesungguhnya menjadi terasa terbatasi.
Ibu … kau merupakan sahabat terbaik Adinda, yang dengan setia mendengarkan segala curhatan–curhatan Adinda baik tentang Organisasi Adinda, pertemanan Adinda, dan bahkan untuk masalah paling sensitive sekalipun, seperti Adinda mulai pertama kalinya mempunyai rasa simpatik kepada seorang ikhwan. kau dapat menjadi pendengar dan tempat curhat terbaik bagi Adinda, dan hal ini adalah moment yang terindah bagi Adinda karena kita bisa merasakan arti kebersamaan dan berbagi masalah diantara kita berdua.
Saat Adinda merasa kelelahan karena terlalu banyak hal yang harus Adinda lakukan diorganisasi dan menjadi kurang bisa mengatur waktu untuk belajar dan sampai Adinda sempat sering kesiangan hampir setiap hari dan bahkan bila 1 kali lagi Adinda kesiangan lagi, Adinda akan mendapatkan surat skor 3 hari. Tidak hanya itu nilai Adinda pun turun drastis Karena tak sempat untuk belajar dan ada beberapa guru yang begitu perhatian pada Adinda bertanya penyebabnya sambil memotivasi (Terimakasih ya bu! ) Sementara itu Ibu hanya diam dan tak memarihiku dengan berlebihan, malah sebaliknya Ibu dengan penuh perhatian juga kasih sayangnya dapat memahami dan terus memotivasi Adinda.
v     Ibu … karena kau tak pernah marah, Adinda malu.
v     Ibu … Karena kebaikanmu Adinda merasa amat menyesal karena telah sempat mengecewakanmu.
v     Ibu …  Kau hukum Adinda dengan kebaikanmu, sehingga hati Adinda pun terhukum dan tersentuh dengan sendirinya untuk berjanji tak akan mengulanginya lagi dan bertekad menjadi lebih baik


“Jika seorang ibu sudah meneteskan air mata karena ketidak sopanan anaknya, maka air mata si Ibu itu akan menenggelamkan anaknya kelembah kenistaan”

Ya Allahu Robbi … Astaghfirullahal Adzim begitu banyak dosa hambamu ini. Begitu seringnya hamba menyakiti perasaan Ibu hamba, padahal hanya mengatakan kata ( ah …! ) saja itu sudah merupakan dosa besar.
            Ibu … bila kau tak bukakan pintu maafmu untuk Adinda, maka sungguh amat celakalah Adinda. Adinda tak terhitung sering membuat butiran halus yang membasahi pipimu menetes lebih dari ribuannya, karena terlalu banyak kesalahan–kesalahan Adinda kepadamu.
Ibu … bila kau tak mempunyai lautan maaf untuk Adinda maka karena tetesan–tetesan butiran halus itu cepat atau lambat akan menenggelamkan Adinda kelembah jurang kenistaan.
Tetapi … Adinda sangat–sangat bersyukur karenamu Ibu, pintu maaf dan lautan maafmu masih terbuka untuk Adinda. Sehingga Adinda masih dapat memeluk dan merasakan kehangatanmu Ibu, karena kau masih berada untuk mendampingi perjalanan hidup Adinda.


 “Air mata bahagia seorang Ibu untuk anaknya yang sholeh dan sholehah adalah aliran sungai yang menghantarkan anak tersebut kesamudera kebahagiaan “



 ***
Puisi


 "Do'a Tulus Terentuk Ibuku"

Ya Allah …
Terimakasih kau telah anugrahkan Ibu terbaik untuk hamba
Ibu yang selalu sabar dan penuh kasih sayang pada hamba
Ibu yang selalu tulus memaafkan kesalahan – kesalahan hamba
Ibu yang bila ditatap memberikan kehangatan dalam hati hamba
Dan Ibu yang selalu memberikan kehangatan untuk kebaikan – kebaikan hamba


Ya Allah …
Hamba begitu bahagia bila bersama-Nya
Hamba begitu tenang bila bersama-Nya
Dan Hamba begitu menyayangi Beliau
Meskipun, Hamba belum bisa memberikan apapun untuk Beliau


Ya Allah …
Hamba mohon jangan kau ambil anugrah terindah ini
Jangan kau jauhkan beliau dari hamba
Jangan padamkan pelita dihati hamba ini
Dan jangan pernah kau kunci rapat hati-Nya tuk hamba gapai keridhoan-Nya


Ya Allah …
Berikanlah hamba kesempatan tuk kebahagian Beliau
Biarkanlah hamba membaktikan diri untuk Beliau
Jadikanlah hamba anak yang sholehah tuk Beliau
Hingga diakhir hayat-Nya, Beliau bisa tersenyum bangga
Dan tak merasakn menyesal karena telah melahirkan Hamba

               Buah karya:
Novi Alawiyah



Ibu … kau adalah Idola Adinda, Idola setelah Rasulullah. Maka dari itu mohon do’akan Adinda agar Adinda bisa jadi fans terbaik-Mu ya?
Ibu … kau tak kalah dengan Idola–idola yang ada di Dunia ini. Malah bagi Adinda, idola manapun tak sehebat Engkau yang sebenarnya terkenal tetapi tak ingin menjadi terkenal, meskipun begitu kau sudah sangat terkenal dan telah menjadi Idola dalam hidup Adinda dan nama-Mu telah terukir dihati Adinda.
Masih banyak cerita lebih hebat tentang Idola Adinda ini tetapi bila dituangkan dalam kertas ini, perlu banyak waktu untuk menulisnya. Meskipun begitu kenangan Adinda dengan-Mu Ibu, akan selalu ada dan tetap indah untuk dikenang dan diceritakan sampai kapanpun.
Puji syukur kepada-Mu Ya Allah atas karunia seorang Ibu yang patut menjadi Idola dan memberikan syuri tauladan bagi hamba di kehidupan dunia yang fana ini. Sejajarkanlah Beliau disyurga-Mu kelak, dengan wanita–wanita Idola yang telah teruji kesholehahannya seperti Asyiah, Khodijah, dan yang lainnya. Amien.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb


Terutuk Ibu Adinda : Ibu Ida Farida
Selamat Hari Ibu
Semoga hari ibu kali ini spesial, Karena Adinda dapat memberikan secercah kebahagian bagimu.



Sukabumi, 16 Desember 2007
Adinda
Novi Alawiyah


"KenangaIbuku Idolakun lomba menulis Juara 3 Tingakat SMA"