Kamis, 05 Mei 2011

Hanya Cinta-Mu Yang Ku Percaya... ^_^



Suatu ketika... Aku dihadapkan dengan sebuah perasaan yang sebetulnya adalah fitrah. Hem, ku hela nafas panjang dan tertunduk malu. "FITRAH?" kata itu terniang lama dibenakku hingga ku menangis dalam hening. Bukankah sebuah fitrah itu seharusnya tak kita nodai?bukankah sebuah fitrah itu harus kita jaga?bukankah fitrah itu begitu agung? kembali ku tertunduk dalam. menerawang dimensi ruang-ruang yang dapat memberi aku ketenangan dan keyakinan untuk bangkit. aku terasa lemah dengan serangan fitrah ini... aku begitu tak kuasa menahannya... tapi apa dayaku? aku tak mampu berbuat banyak bahkan menghalalkannya? tangisku semakin meledak dan didalam hati terus bergejolak... tiga tahun lamanya rasa ini bergejolak dihati dan menggerogoti diri ini, sudah ku coba untuk menepis semuanya dan ingin aku bunuh tetapi tetap aku tak bisa... Aku terasa semakin berharap dan terbawa ke dimensi hayalan tingkat tinggiku... begitu yakin aku berharap dia lah yang slama ini ku cari... dia lah yang mampu menjadi nakhoda bahteraku... dia lah imam dunia akhirat yang kucari... terus melambung aku terbawa dikhayalan tingkat tinggiku. hingga aku terjatuh dengan kenyataan yang begitu pahit dan memilukan hati...
Aku terasa berada dipuncak pemendaman perasaan ini... aku terasa gila dengan perasaan ini... semua terasa tak dapat terbendung... Aku gelisah dan tak mau belajar... Aku meminta obat ke semua orang yang ku percaya Murobbiyah, sahabat Liqo dan sahabat-sahabatku tercinta (ukhti-ukhti yang sholehah). tetapi semua obat dari semua yang ku minta tak mujarab... Syetan begitu dasyat merasuki hati dan ragaku... aku semakin terbuay dalam khayalan ini... aku terasa uring-uringan dan gersang jauh dari mangingat Allah SWT.... aku berharap ingin mencuci otakku dari memori tentangnya... Aku semakin terasa tertekan dan tak kuasa mengandalikan, hingga aku terasa tak dapat mengendalikan ucapan yang sebetulnya belum pantas dan tak halal aku ucapkan... Aku tak meminta untuk pacaran tetapi aku meminta ingin menghalalkan... tetapi ku sadar memang dia belum siap. Dia hanya diam dalam kebisuan dan ketidak pastian tak ada sepatah kata pun yang terucap, tak ada tanggapan apa pun... yang dia ucapkan "Teteh, Mendekat kembali kepada Allah" dan beberapa hari dia memutuskan semua jaringan yang dapat memungkinkan kita ada komunikasi... Ku coba pertanyakan alasannya? tetap tak ada jawaban...
Sungguh aku putus asa dan kecewa... aku sempat tak percaya lagi dengan semua ikhwan... aku terpukul dengan sikafku... terasa ku tak berharga sebagai seorang akhwat... aku terasa hina... hijab yang selama ini ku jaga... terasa tersingkap dan syetan pasti menertawakanku dengan puas... aku malu dan putus asa berada dijalan dakwah ini... amalan yaumiahku turun derastis... binaanku terasa fakum... aku begitu futur... rasanya impian untuk menyempurnakan setengah dien ini sudah tiada, aku fikir semuanya sama. Tetapi... meski seremuk apa pun hati ini, ku coba tutupi dari orang yang paling ku cinta "Ibu" aku yakinkan pada beliau bahwa ku tak ada apa-apa bahwa aku baik-baik saja karena ku tak ingin beliau sedih, tetapi begitu tajam firasat seorang ibu, ketika beliau menatapku terasa ku tak bisa menyembunyikan semuanya... akhirnya, tangisku meleleh dipangkuannya dan ku ceritakan semuanya, dengan belaian lembut dan penuh kasih sayangnya... beliau menyemangati dan meyakinkanku kembali bahwa kelak akan ada yang lebih baik dari dia... sabarlah anakku sayang... jangan berputus asa... kembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Perlahan ku temukan arti hidup kembali, hembusan semangat mulai ku tata kembali tetapi rasa malu, kebodohan atas ucapanku masih melekat dalam ingatanku... betapa memalukannya sosok akhwat sepertiku...aku merasa berada dijurang terdalam... aku merasa begitu hina. Tetapi Demi Allah aku benar-benar bukan ingin bermaksiat, aku ingin menghalalkan fitrah itu dalam mahligai pernikahan. Kumulai menata puing-puing hati yang terasa telah hancur berkeping-keping. Sesungguhnya ku baru merasakan arti cinta yang terasa begitu dalam dan setulus ini tapi dalam sekejap hancur berkeping-keping. Aku mulai menanamkan dalam fikiranku untuk senantiasa berkhusnudhon kepada-Nya dan kepada dia. Mungkin dia memang belum siap karena pernikahan bukan sekedar cinta tetapi untuk ibadah dan perlu bekal, sedang dia belum memiliki ma'isyah dan masih banyak amanah dari orang tua, organisasi dan lain-lain. ku terus menata dan mengobati hati diiringi khusnudhon kepada-Nya... mungkin Allah akan memberikan jalan dan pilihan yang terbaik, kita manusia tak pernah tau kedepannya, yang terbaik menurut kita belum tentu baik pula menurut Allah dan begitu pun sebaliknya... kini aku ikhlas dan ku kembalikan semuanya hanya kepada Allah SWT apa pun jalan takdir kedepannya aku Ridho atas semua ketetapan-Nya karena bukankah kita telah melakukan suatu perjanjian yang selalu kita ikrarkan berulang-ulang dalam sehari semalam bahwa "Sesunggunya sholatku, Hidupku dan Matiku hanya untuk Allah SWT".
Kini... Aku mulai bangkit dari semua rasa ini, meski sesungguhnya masih selalu terasa tersayat ketika mendengar namanya disebut dan ku sedikit menyesalkan mengapa silaturrahim kita diputuskan begitu saja? bukankah kita mengenal dan dipertemukan dengan cara baik-baik? mengapa kita harus berpisah dengan cara yang tidak baik? tapi sesungguhnya aku tak akan marah dengan keputusanmu ini karena ku paham setiap manusia dalam menghadapi masalah dan cara menyelesaikannya berbeda-beda. mungkin ini caramu... tetapi sungguh aku tidak membencimu... bila keputusanmu aku harus pergi dari kehidupanmu bahkan hanya untuk bersilaturrahim pun kau tak memberi aku ruang... maka akan ku lakukan, akan ku hapus semua tentangmu... meski ku tau tak semudah membalikkan telapak tangan... tetapi akan tetap ku lakukan... terimakasih telah hadir dalam kehidupanku dan mewarnai hidupku sehingga menjadikanku lebih dewasa dan bijak dalam menyikapi hidup ini... Meski ku tak pernah tau alasanmu yang sebenarnya... tapi  ku do'akan itu memang pilihan yang terbaik dan semoga kelak engkau dipertemukan dengan akhwat sholehah untuk pendamping hidupmu yang paling Allah Ridhoi... Amin...

Salam Ukhuwah dari seorang sahabat... ^_^

Aku tak pernah menyesali semua deretan kejadian yang mewarnai perjalananku...
Biarlah semua jadi pelajaran... karena sesungguhnya setiap orang pernah melakukan kesalahan dan kebodohan... tetapi tinggal kedepannya bagaimana kita menyikapi semuanya...
Maafkan hamba Ya Allah... atas telah hamba dua kan cinta-Mu dengan cinta yang tak halal...
Aku merasa malu... tetapi ku yakin engkau maha penerima taubat, maka terimalah taubatku...
Aku Ingin kembali di jalan yang Engkau Ridhoi...
Bila hambamu mendekati-Mu  sejengkal maka Engkau akan mendekati hamba-hamba-Mu sedepa
Bila hambamu mendekati-mu sedepa maka Engkau akan mendekati hamba-hamba-Mu sehasta...
Astagfirullahal'adzim... Subhanallah Walhamdulillah Walaa ilahaa illallah Wallahu Akbar...
Betapa besar Cinta-Mu...
Kini ku pasrah tas semua ketetapan-Mu...
Bila jodoh itu tak kunjung hadir sampaiku lulus kuliah maka mudahkan jalanku untuk masuk ponpes tahfidz...
Tak pernah ku ragukan Cinta-Mu... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar